Fase 10 Hari Pertengahan Ramadhan
Bulan suci
Ramadhan terbagi menjadi 3 tahap istimewa. 10 hari pertama merupakan tahap pelimpahan
rahmat, 10 hari kedua merupakan tahap
pengampunan, dan 10 hari ketiga adalah tahap dimana setiap ummat Islam akan terbebas dari siksa api neraka.
Setelah melewati 10 hari pertama Ramadhan, fase 10 hari pertengahan Ramadhan kini kita tunaikan dimana keutaman fase kedua ini adalah Allah
banyak memberikan maghfirah atau ampunan.
Fase 10 hari pertengahan Ramadha adalah saat yang
tepat untuk meminta ampun atas dosa-dosa dengan memperbanyak dzikir dan diterima tobatnya oleh Alloh SWT.
Wallahua'lam bishshawab.
Beratnya ber’azam
Untuk berangkat
dengan niat yang benar dan tekad yag kuat; krn pasti Allah akan
menolong !
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ
لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ
فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
"Setiap amalan anak
Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10
kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya,
karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya
karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika
berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan
sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau
minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa berpuasa
Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap
pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak diragukan lagi,
pahala yang besar ini tidak diberikan kepada orang yang sebatas meninggalkan
makan dan minum semata. Ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ
حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang
tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh
dengan ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).
0 komentar:
Posting Komentar